(E-SKRIPSI) BANDARLAMPUNG CREATIVE VILLAGE Perencanaan Kawasan Wisata Kreatif di Pesisir Pantai Way Tataan Bandarlampung dengan Pendekatan Sustainable Architecture
Dalam era pembangunan saat ini, pembangunan perumahan merupakan
sarana pokok yang menunjang tuntutan utama dari masyarakat. Pembangunan
perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia yang dilakukan selama ini
baik oleh pemerintah maupun masyarakat belum dapat mengimbangi laju
pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Keadaan tersebut terutama dirasakan
di daerah perkotaan, karena tingkat pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan
jauh lebih besar dari pada di daerah pedesaan. Hal ini menyebabkan terjadinya
kepadatan pada suatu kawasan kota, dimana pada suatu kawasan yang terus
bertambah jumlah penduduknya tapi lahan yang tersedia semakin terbatas dan
sempit. Hal tersebut merupakan penyebab utama timbulnya permukiman
kumuh. Berdasarkan pasal 1 UU no. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni
karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan
kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Pemanfaatan ruang yang tidak terencana di beberapa daerah menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan bahkan kawasan pemukiman, terutama di daerah
perkotaan yang padat penghuni, berdekatan dengan kawasan industri, kawasan
bisnis, kawasan pesisir dan pantai yang dihuni oleh keluarga para nelayan, serta di
bantaran sungai, dan bantaran rel kereta api (Marwati dalam Mulia, 2008).
Tidak tersedia versi lain