TEXT
Sistem Inovasi Derah (Sida) Agroekowisata Lapmung
Tabikpun!!!
Konsep pengembangan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang digagas Kemenristek dan Kemendagri, masih diterjemahkan beragam di daerah. Sebagian daerah mengedepankan hilirisasi komoditi unggulan lokal, sementara daerah lain menekankan pada pengembangan sistem yang lebih luas.
Hal tersebut mengemuka dalan Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) yang digelar Bidang Penguatan Inovasi, Balitbangda Provinsi Lampung, Senin (20/8). Dalam diskusi yg dilaksanakan di Kantor Balitbangda tersebut, dibahas konsep pengembangan SIDa yang tepat untuk Provinsi Lampung.
"Permasalahan selama ini, pembangunan di daerah belum terkonsep dengan baik. Misalnya tentang pengembangan zonasi atau kawasan yang belum terintegrasi secara berkelanjutan," kata praktisi SIDa Dr. Harmono.
Menurut dia, zonasi kawasan pengembangan SIDa masih condong sporadis, belum terintegrasi dalam konteks hilirisasi komoditi lokal secara bekelanjutan.
Harmono menambahkan, indikator keberhasilan SIDa adalah meningkatnya daya saing daerah, diantaranya ditunjukkan dengan pertumbuhan kewirausahaan berbasis teknologi, peningkatan nilai tambah komoditi, peningkatan lapangan kerja, serta pertumbuhan ekonomi lokal.
Dosen Universitas Merdeka Malang itu menawarkan konsep pengembangan SIDa dengan pendekatan kohesi growth pole dan klaster sebagai kerangka kawasan inovatif, bagi implementasin SIDa dalan rangka optimalisasi daya saing daerah.
Dalam diskusi yang dihadiri seluruh bidang Balitbangda dan dari kabupaten itu disepakati tema pengembangan SIDa Provinsi Lampung adalah "Agroekowisata Saburai."
Tidak tersedia versi lain