TEXT
(HUKUM - ADMINISTRASI PUBLIK - MANAJEMEN) Otonomi Daerah : menuju era baru pembangunan daerah, Edisi 3
Ketika otonomi daerah (otda) dicanangkan oleh pemerintah pusat awal tahun 2001, banyak yang mempertanyakan apakah otomatis akan terjadi perubahan paradigma yang mendasar dan bersifat struktural. Pasalnya, “lagu” yang berkumandang di seluruh provinsi , kabupaten dan kota di indonesia adalah sentralisasi yang dominan dalam perencanaan maupun implementasi pembangunan indonesia. Keseragaman. Akibatnya, para birokrat di daerah sudah terlanjur menunggu “petunjuk” dari pusat dan tuntunan dari atas.
Otda membawa angin “reformasi” baik dalam perencanaan pembangunan daerah, hubungan eksekutif legislatif, maupun relasi antara pusat daerah, dan pemerintah bisnis. Paradigma pembangunan daerah, menjadi membangun daerah, namun , dalam praktik, masih bnayak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan seperti menjamurnya praktek politik uang, korupsi praktik, masih banyak “pekerjaan rumah” yang harus di selesaikan seperti menjamurnya praktek politik uang, korupsi multitingkat, bad governance, emmburuknya iklim investasi, ketertinggalan kawasan timur indonesia, dan beralihnya fanatisme sektoral menjadi fanatisme daerah yang overdosis.
Buku mencoba mengkaji secara kritis berbagai dimensi masalah dan strategi membangun daerah di era otda. Buku ini di rancang dengankajian teori, studi empiris, maupun ilmiah populer. Fokus penyajian adalah pada sejauh mana otda menimbulkan perubahan-perubahan penting di daerah, bagaimana menyusun perencanaan pembangunan daerah,memilih strategi yang tepat, dan menangkap peluang bisnis di daerah. Buku ini di harapkan tidak hanya berguna bagi birokrat daerah, namun juga mahasiswa, para pengambil kebijakan di tingkat nasionaL dan daerah, anggota DPR(D), para dosen, para pelaku bisnis, investor, para peneliti, para politisi, dan praktisi lainnya yang berminat mempelajari dan ikut berpartisipasi dalam “membangun daerah”.
Tidak tersedia versi lain