TEXT
Kutai kartanegara suspension bridge : from design and construction to tragic collapse
Jembatan Gantung Kutai Kartanegara: Dari Desain dan Konstruksi hingga Runtuhnya Tragis.
Kutai Kartanegara merupakan jembatan yang melintasi Sungai Mahakam dan merupakan jembatan gantung terpanjang tipe K di Indonesia dengan total panjang 710 meter dan bentang hingga 270 meter. Dibutuhkan waktu 5 tahun untuk membangun jembatan ini.
Setelah mengabdi lebih dari 10 tahun, upaya perbaikan dan perawatan perlu dilakukan, ibarat mobil yang sudah tua harus dirombak, namun nasib memilih lain. Pada tanggal 26 November 2011 jembatan tersebut runtuh dalam sekejap, dalam waktu kurang dari 20 detik, dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk membangun dari tidak ada menjadi ada dan kemudian tidak ada lagi. Manusia hanya bisa merencanakan tetapi Tuhan memutuskan sebaliknya.
Terhambatnya upaya untuk membangun kembali secepatnya akan menimbulkan trauma mendalam yang tersisa pada jembatan lama tersebut. Pembongkaran sisa-sisa jembatan akan memakan waktu lebih dari satu tahun dan setelah itu jembatan baru mulai dibangun kembali di lokasi lama dengan menggunakan pondasi yang ada, Akhir tahun 2015 ketika pengoperasian Jembatan Kukar baru dengan bentuk konstruksi fleksibel yang sangat berbeda dipertahankan. konstruksi kaku rangka baja lengkung dan kembali mencatatkan reinkarnasi Jembatan Kukar sebagai jembatan terpanjang di Indonesia setelah Jembatan Teluk Mesjid di Provinsi Riau.
Buku ini diharapkan dapat melakukan perjalanan jauh dalam mencatat sejarah pembangunan jembatan di Indonesia dan sebagai ladang kajian kegagalan para insinyur muda yang tidak boleh terulang kembali. Bukan untuk membenarkan dan menyalahkan yang salah, namun hikmah dari mengetahui kekurangan berarti, membuat kita mengetahui kelebihan yang kita punya. Semoga buku ini bermanfaat bagi kemajuan pembangunan jembatan di Indonesia.
Kutai Kartanegara is the bridge that crosses Mahakam River and is the longest suspension bridge K in type Indonesiawith a total length of 710 meters and spans up to 270 meters. It takes 5 years to build this bridge.
After serving more than 10 years, efforts to improve and maintain is needed to do, just like a car that has been aged that must be overhauled, but the fate choose another. In 26 November 2011 the bridge collapses in an instant manner, in less than 20 seconds, compared with the time required to build from nothing into existence and then nothing. Humans can only plansbut God decides otherwise.
Hindered efforts to rebuild as soon as possible will profound trauma remains of the old bridge. Dismantling the remains of the bridge will take more than one year and after that the new bridge began to be rebuilt on the old site by using the existing foundation, Late 2015's when the operation of the new Kukar Bridge with very different forms of flexible construction sustained a rigid construction of arch steel frame and once again recorded a reincarnation of Kukar Bridge as the longest bridge in Indonesia after the Teluk Mesjid Bridge in Riau Province.
The book is expected to make long trips to historical records the construction of bridges in Indonesia and as a field of study of failure for young engineers which should not be repeated. Not to justify and condemn wrong, but the wisdom of knowing a lack of means, makes we know the advantages that we have. Hopefully this book will be useful for the progress of the development of the construction of bridges in Indonesia.
Tidak tersedia versi lain